Kamis, 01 Januari 2015

Catatan Hati : Separuh Jiwaku Pergi


Inilah keluarga kecil kami..
Ayah, Bunda, abang Agha dan dek Uqi. Berharap lengkap seperti ini. Menjalani setiap suka duka dan susah senangnya kehidupan bersama suami tercinta. Melihat tumbuh kembang anak-anak bersama sampai mereka dewasa dan mandiri dengan keluarga barunya nanti setelah mereka menemukan jodoh masing-masing. Bersama kita melewati hari tua yang indah, bermain bersama cucu-cucu tersayang sampai ajal menjemput salah satu dari kita di waktu tua nanti.
Tapiii...itu hanya impian...Ternyata sang pencipta memanggilmu lebih cepat dari harapan. tanggal 27 Februari 2014 menjadi hari terakhirmu bersama kami, suamiku. Penyakit infeksi paru-paru akut merenggut nyawamu tanpa ada gejala sebelumnya. Engkau pergi untuk selamanya meninggalkan aku yang sedang hamil muda. Agha anak pertama kita masih 4 tahun, masih butuh kasih sayang seorang ayah dikehidupannya yang masih panjang.

Beraatt? sangat berat buat saya. Sedih? jangan ditanya. Terpuruk? sangat dalam. Merasa kehilangan? tidak bisa saya gambarkan bagaimana perasaan saya waktu itu. Semua begitu cepat. Saya bisa apa? Sang Pemilik mengambil miliknya yang Dia titip kan. Saya harus marah? Tidak ada hak saya untuk itu. Saya hanya bisa pasrah menerima semuanya. Hanya 5,5 tahun kami diberi jatah untuk bersama. Dan sudah dihadiahkan 2 nikmat terbesar yaitu 2 jagoan kecil kami Agha dan Syauqi. Itu nikmat terbesar buat seorang ibu. Allah menitipkan amanah untuk menjaga anak-anak kepada saya walau tanpa didampingi suami. Saya harus kuat, harus tegar, demi anak-anak. Bagaimana bisa anak-anak tumbuh kuat kalau ibunya terpuruk. Bagaimana bisa anak anak bangkit kalau ibunya rapuh. Jadi tidak ada kata-kata sedih, galau dan kesepian dalam kamus saya. Semua demi anak-anak. Ayahnya sudah tenang disana, sekarang tugas saya melanjutkan hidup bersama anak-anak kami.

Aaahh....sudah sudah....cukup menggalaunya. Sekarang waktunya move on kata anak abegeh. Tidak mau berlarut dalam suasana duka. Dan saya pun sudah lama berjanji dengan diri saya sendiri, tidak akan membuat status galau, tidak ada cerita sedih-sedih lagi. Kehidupan masih panjang (insyaAllah), masa depan anak-anak masih jauuhh kedepan. Yuukk ah menatap jauuhh kedepan, membangun dan menata kehidupan yang lebih baik, karena sekarang ini sayalah yang jadi kepala keluarga. Insyaallah kedepannya lebih baik. Amiiinn....Amiinn yaa Allah...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar